Jumat, 12 April 2019

Prinsip-Prinsip Berpikir Sistem

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Masalah
Menarik sekali ketika kita membicarakan berpikir sistem, sebab masih banyak diantara kita ummat manusia menyelesaikan permasalahan terkadang tidak berdasarkan atas pemahaman yang utuh dari masalah tersebut. Seperti sebuah cerita dari hikayat Nasrudin ini:
Di suatu malam, seorang sahabat dari Nasrudin mendapatinya sedang sibuk kebingungan mencari-cari sesuatu dibawah lampu jalanan yang terang, sehingga dia bertanya kepada Nasrudin: “Wahai sahabatku, apa yang kau cari siapa tahu aku bias membantumu” Nasrudin menjawab, “aku kehilangan dompetku, bisakah kau menolongku mencarinya”
Sang sahabat serta merta mencari hingga radius lebih dari 50 m dari lampu tersebut, karena berpikir pasti Nasrudin kehilangan dompetnya disekitar itu. Namun setelah bersusah payah mencari, sang sahabat jadi kebingungan karena tidak bisa menemukannya sehingga dia bertanya kembali ke Nasrudin, “Wahai sahabaku, dimana kau kehilangan dompetmu?” Nasrudin menjawab, “Aku kehilangannya di rumahku” Sang Sahabat sebal kenapa kok dirumah dicarinya di sini, “Loh, kenapa kok mencarinya di Jalan ini, kenapa tidak dirumah?” Nasrudin menjawab, “Rumahku lampunya kurang terang, lebih terang disini, jadi aku lebih enak mencarinya disini”[1]
Cerita Nasrudin ini bisa diartikan sebagai cara kita menyelesaikan permasalahan terkadang tidak berdasarkan atas pemahaman yang utuh dari masalah tersebut. Sumber ketidak utuhan ini bisa saja kemalasan, tidak tersedianya data, atau terlalu mengandalkan pengalaman kita sebelumnya yang terbatas. Padahal pemahaman masalah yang baik merupakan langkah awal penyelesaian masalah yang lebih baik. Tidak ada gunanya mengkritisi atau menyalahkan cara penyelesaian masalah orang lain seandainya sumbernya adalah pemahaman masalahnya ternyata salah atau kurang lengkap, karena orang tersebut pasti tidak akan merasa salah. Bagi dia, solusi yang dilakukan telah logis dalam kerangka yang dia tahu. Dan dalam makalah ini kami memaparkan Prinsip-Prinsip Berpikir Sistem yang merupakan bagian dari pembahasan berpikir sistem.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar masalah diatas maka perlu dibuat rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1.      Bagaimana berpikir sistem itu?
2.      Apa saja tujuan sistem
3.      Apa saja batasan sistem?
4.      Apa saja struktur sistem?
C.  Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui bagaimana berpikir sistem itu.
2.      Untuk mengetahui apa saja tujuan sistem.
3.      Untuk mengetahui apa saja batasan sistem.
4.      Untuk mengetahui apa saja struktur sistem.













BAB II
PEMBAHASAN
A. Apakah berpikir  sistem itu?
Berpikir adalah proses menjawab pertanyaan.[2] Apakah anda sedang berpikir saat ini? Jika anda sedang menyusun jawaban atas pertanyaan diatas, jawabannya adalah iya. Berpikir berbeda dengan melamun untuk satu hal penting: adanya tujuan. Tujuan itu bisa berupa mencari akar permasalahan, memecahkan permasalahan, atau mengambil kesimpulan.
Berbagai macam tujuan ini bisa digabungkan menjadi satu menjadi tujuan sederhana yaitu upaya untuk menjawab pertanyaan. Pencarian akar permasalahan merupakan jawaban atas: "apa akar permasalahan?". Pemecahan masalah juga merupakan jawaban atas: "Bagaimana memecahkan masalah ini?".
De Bono pernah menulis bahwa bertanya seperti membuat sebuah lubang di jalan yang kita akan lewati. Untuk bisa melewati jalan tersebut, kita akan terdorong selalu untuk mencoba menutup lubang tersebut. Ini berarti, bertanya memicu sebuah proses pembuatan jawaban, yaitu berpikir. Jika dijabarkan prosesnya maka kualitas proses menjawab pertanyaan ini bergantung kepada keahlian berpikir kita dan pengetahuan yang kita miliki dan bisa dillustrasikan seperti pada Gambar dibawah ini:[3]
Di dalam Gambar diatas maka sebuah permasalahan dapat diterjemahkan sebagai sebuah pertanyaan yang harus dijawab untuk memenuhi tujuan. Gambar ini dapat dibaca sebagai berpikir adalah proses menjawab pertanyaan tertentu sebagai tujuan akhir dalam suatu kerangka cara pandang kita berdasarkan kepada asumsi kita terhadap implikasi dan konsekuensi (dari hasil berfikir kita nantinya) menggunakan data, fakta dan pengalaman untuk menyusun hubungan & pertimbangan berdasarkan pengetahuan konsep dan teori yang kita miliki. Kemampuan super-komputer otak kita membuat seluruh proses ini berjalan secepat kilat untuk menghasilkan jawaban, bahkan lebih cepat dibandingkan anda membaca kalimat ini.
Jawaban ini dilihat secara nyata sebagai keputusan, pertimbangan atau pendapat yang akhir dikemukan baik secara lisan maupun tulisan. Jika kita masukkan proses ini ke jalur lambat untuk kita amati, maka kita bisa mengikuti prosesnya satu-persatu. Namun tetap diingat bahwa pada kenyataannya semuanya saling berkaitan sehingga proses iteratif akan terjadi dan berpindah-pindah secara dinamis dari satu aspek ke aspek lainnya..
Proses pertama yang terjadi adalah penentuan kerangka pandang. Kerangka cara pandang ini bisa berupa arah pandang, sudut pandang dan alat bantu memandang (seperti kacamata yang memiliki berbagai model: kacamata khusus baca, olahraga, kerja lapangan, bahkan menyelam ). Biasaya arah pandang pertama adalah sudut pandang kita sendiri, berikutnya baru orang lain atau kelompok lain. Sebagai sebuah sudut, maka lebar derajat sudut dalam sudut pandang tergantung dari apa yang anda ingin dan mampu melihat. Ingin berarti seberapa besar informasi yang ingin anda pertimbangkan. Mampu tergantung dari aspek lain seperti pengalaman, data dan fakta juga menentukan alat bantu pandang apa yang ingin anda gunakan.
Contoh sederhananya adalah alat pandang 5W+1H (What, Where, Why, Who, When dan How), yang dapat membantu kita untuk memandang permasalahan. Ada lagi alat seperti SWOT, Plus Minus dsb.
Lalu Data dan fakta akan menjadi sebuah informasi yang akan anda proses dalam membuat jawaban. Kebutuhan data dan fakta akan tergantung dari cara pandang, konsep teori yang anda pelajari serta implikasi yang anda proyeksikan. Data dan fakta bisa berbentuk dokumen, informasi kredibel dan kajian analisa yang kuantitatif. Pengalaman memberikan makna kepada data dan fakta yang anda kumpulkan. Pengalaman bisa dibangun melalui secara langsung melalui sejarah kehidupan kita atau secara tidak langsung melalui pendidikan formal yang kita alami. Karena pendidikan formal dapat dipandang sebagai proses pertukaran pengalaman. Pengalaman dari guru/dosen ke mahasiswa, senior ke yunior, dari penulis buku dengan pembacanya dan sebagainya.
2. Apakah sistem itu?
Secara operasional dari kata-kata yang sering akan kita jumpai ketika berbicara tentang berfikir sistem, yaitu Sistem, Sistematis, Sistemik. Sistem merupakan keterpaduan (wholism) antar elemen-elemen (sub-sistem) yang saling berinteraksi, berintegrasi, sharing, sinergi dan kolaborasi untuk suatu tujuan tertentu, dengan proses mekanisme metabolisme loop-feedback, input-proses-output tertentu, dengan target produk dan waktu pencapaian tertentu, dengan mekanisme kontrol perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara kontinyu, bersifat terbuka, mempunyai batasan-batasan tertentu dan berada atau terkait pada lingkungan tertentu.[4]
Sistem adalah sebuah obyek analisa yang memiliki komponen/bagian yang saling berinteraksi dalam suatu aturan-aturan tertentu untuk mencapai sebuah tujuan.[5]
Winardi juga mengutip pendapat J.H.R Van De Poel tentang pengertian sistem yaitu: sekumpulan elemen diantara mana terdapat hubungan-hubungan, yang kerapkali kali dalam literatur-literatur dapat ditemukan kata-kata tambahan , elemen-elemen mana dapat ditujukan kearah pencapaian sasaran umum tertentu.[6]
Sistem sebenarnya adalah sebuah kelompok yang ketika bekerja seperti seharusnya akan memiliki ciri sistem yang berbeda dari ciri-ciri komponen-komponen pembentuknya.
Jadi berpikir sistem itu adalah Keahlian berpikir untuk melihat struktur umpan-balik sebab-akibat pada elemen-elemen sistem permasalahan.

B.     Tujuan Sistem
Sistem bisa memiliki tujuan yang banya sekali, dan bisa juga satu tujuan yang sama,  merupakan tujuan banyak sistem.
Ciri inti dari sistem adalah ia berorientasi pada tujuan dan prilakunya atau segala kegiatannya bertujuan. Adapun secara umum tujuan sistem itu adalah menciptakan atau mencapai sesuatu yang berharga, sesuatu yang mempunyai nilai.[7] Apapun wujudnya dan apa ukuran bernilai atau berharga. Penciptaan dan pencapaian sesuatu yang berharga itu dilakukan dengan memadukan dan mendayagunakan berbagai macam bahan dengan sesuatu cara tertentu seperti contoh dibawah ini tentang berbagai bahan yang dimanfaatkan oleh sistem untuk mencapai tujuannya:
MOBIL
MANUSIA
SEKOLAH
Bensin
Oli
Air
Makanan, minuman
Pakaian
Buku
Orang
Sarana
Prasarana

Jadi sesuatu yang berharga atau bernilai yang diciptakan atau dihasilkan dari sumber-sumber tersebut menunjukkan atau mencerminkan tujuan atau berbagai tujuan sistem tersebut. Adapun tujuan khas dari ketiga contoh sistem tersebut seperti:
MOBIL
MANUSIA
SEKOLAH
Transportasi
Kenyamanan
Status
Uasaha 
Kelestraian hidup dan kesehatan
Kepuasan diri
Kekuatan fisik
Kekeuatan mental
Manusia terdidik
Pengembangan ilmu
Pembinaan masyarakat

Sebagaiman yang sudah disebutkan, bahwa tujuan sesuatu sistem bisa lebih dari satu, dengan kata lain sistem itu bisa mempunyai tujuan ganda (multiple purposes), dari sekian banya tujuan sistem tersebut, mungkin salah satunya adalah tujuan yang terpenting, tujuan yang paling mendasar, atau yang mendapatkan prioritas un tuk dicapai.
Lalu dasar yang digunakan untuk menentukan suatu tujuan yang diprioritaskan tentu bermacam-macam. dan ada empat empat tolok ukur atau kriteria untuk memilih penting tidaknya suatu tujuan yaitu:[8] kualitas, kuantitas, waktu dan biaya. Karena orang memilih sesuatu berdasarkan kualitas, kuantitas, waktu dan biaya yang rendah. seperti contoh dibawah ini:
Kriteria nilai
Mobil
Manusia
Sekolah
Kualitas
Daya tahan kenyamanan
Hidup sehat
Kecerdasan tinggi
 Guru kompeten
Prestasi lulusan tinggi
Kuantitas
Banyak model
Irit bensin
Umur panjang

Banyak menghasilkan lulusan
Waktu
Mudah diperoleh
Belajar jangka pendek
Waktu belajar singkat
Biaya
Nilai tukar bertambah
Biaya kesehatan rendah
SPP rendah

Jadi sudah barang tentu keempat kriteria tersebut tidak selalu sejalan, artinya baik dari segi kualitas, kuantitas, waktu maupun biaya bisa dipilih yang paling menguntungkan. Sebab ada orang yang mempunyai tidak banyak uang sehingga harus membeli mobil yang harganya murah, walaupun kurang tahan dan nyaman, dan begitu juga dengan yang lainnya.
C.    Batasan Sistem
Suatu sistem jika mau dikatakan sebagai sistem harus mempunyai batas yang memisahkannya dari lingkungannya, sehingga dengan adanya konsep pengertian batas sistem dimungkinkan adanya perhatian khusus terhadap sesuatu sistem didalam hirarki sistem, dan batas sistem itu bisa berwujud fisik atau konseptual, seperti jam weker misalnya batas-batasnya jelas dan bebentuk fisik, sementara kelompok sosial batas-batasnya tidak selalu berwujud fisik.[9]
Adapun pengertian dari batasan sistem yang dikaitkan dengan batasnya seperti berikut ini:[10]
1.      Catat semua komponen yang membentuk sistem dan berikan batas-batas sekitarnya, segala sesuatu yang didalam batas tersebut disebut sistem, dan segala yang diluarnya disebut lingkungan sistem.
2.      Catat semua aliran yang melewati batas sistem, aliran yang berasal dari lingkungan kedalam sistem disebut masukan (input) sedang dari dalam sistem keluar sistem disebut keluaran (outpt).
3.      Catat semua unsur yang turut membantu mencapai tujuan tertentu dari sistem lalu masukkan kedalam batas sistem jika belum termasukkan.
Kemudian konsep batas sistem ini lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini:



Dan segala yang ada diluar batas merupakan lingkungan
Garis tebal
melukiskan sistem                                                            

                          
Gambar 2 konsep batas sistem

          Segala sesuatu yang masuk kesistem disebut input, dan yang keluar dari sistem disebut output sebagaimana yang digambarkan dibawah ini:

SISTEM
Masukan                                                                     Keluaran
(input)                                                                         (output)
Gambar 3 model sistem sederhana
          Kemudian davis juga memberikan contoh batas sistem  seperti tabel dibawah ini:[11]
SISTEM
BATAS
Manusia


Produksi
Kulit, rambut, kuku, dan semua bagian yang termuat didalam membentuk sistem semua yang berada diluarnya disebut lingkungan.

Mesin produksi, pegawai, prosedur produksi, dan sebagainya membentuk sistem. sisanya dari bagian-bagian perusahaan merupakan lingkungan.





D.    Struktur sistem –sub sistem
       Suatu sistem terdiri dari beberapa sub sistem atau bagian yang lebih kecil, atau disebut juga unsur atau komponen, menurut Awad istilah komponen ada tiga hal yaitu:[12]
1.      Bagian-bagian fisik, seperti sayap mesin dan ekor pesawat terbang
2.      Langkah-langkah administrasi seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengotrolan.
3.      Subsistem yang kedudukannya lebih rendah atau lebih kecil.
       Komponen atau subsistem suatu sistem yang terdiri lagi dari berbagai subsistem yang lebih kecil, begitu seterusnya seperti terlihat dibawah ini, jadi sebenarnya suatu sistem dapat merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar atau lebih kuat.
                                                              SISTEM---Sistem Pendidikan Nasional
                                                      SUBSISTEM--- Sistem Pendidikan Tinggi
                                                SUB SISTEM--- IKIP
                                       SUB-SUB SISTEM--- FIP
                           SUB- SUB-SUB SISTEM---Jurusan Administrasi Pendidikan
                 SUB-SUB- SUB-SUB SISTEM--- Keluarga Mahasiswa Jurusan AP
SUB- SUB-SUB- SUB-SUB SISTEM---Koperasi Mahasiswa Jurusan AP
            Keterangan bahwa suatu sistem merupakan sub sistem dari sistem-sistem yang lebih besar atau yang lebih luas akan nampak dari ilutrasi-ilustrasi diatas jika melihatnya dari bawah. Jadi sistem konversi data merupakan subsistem dari sistem operasi EDP (pengolahan data secara elektronik), dan sistem operasi EDP sendiri merupakan subsistem dari sistem informasi, dan sistem informasi merupakan subsistem dari sistem perusahaan. koperasi mahasiswa dari jurusan administrasi pendidikan sebagai suatu sistem merupakan merupakan salah satu subsistem dari sistem organisasi kemahasiswaan di jurusan administrasi pendidikan, yang disebut keluarga mahasiswa jurusan administrasi pendidikan. Keluarga  mahasiswa jurusan administrasi pendidikan sebagai suatu sistem merupakan sub sistem saja dari jurusan administrasi pendidikan. Jurusan administrasi pendidikan sebagai suatu sistem yang merupakan bagian dari fakultas ilmu pendidiikan, demikian seterusnya sehingga tampak bahwa segala apa yang ada ini merupakan suatu bagian atau merupakan subsistem saja dari sistem alam raya.













BAB III
SIMPULAN
Berpikir sistem mampu memfasilitasi proses yang lebih baik dalam memahami masalah. Dengan memandang permasalahan sebagai sebuah sistem, kita bisa terlepas dari jebakan untuk hanya memfokuskan diri memperbaiki apa yang rusak. Pemahaman sebagai sistem akan mengembangkan fokus kita kepada adanya hubungan antara apa yang rusak dengan komponen lainnya. Hubungan ini bisa menimbulkan keterkaitan, dan keterkaitan bisa berujung kepada ketergantungan, sehingga kita bisa melihat peluang baru dan lebih baik dalam menyelesaikan masalah. Proses yang dinamis inilah yang membuat berpikir sistem disebut sebagai sebuah seni untuk secara simultan memandang pohon tanpa melupakan perhatian terhadap hutan (the art of seeing trees without forgetting the forest).















DAFTAR PUSTAKA

Amirin. Tatang M., Pokok-Pokok Teori Sistem, Jakarta : PT Raja Grafindo
          Persada, 2011.
Awad. Elias M, System Analysis And Design, Homewood, Illinois, 1997.
Maryono. Agus, Pola Pikir Sistem, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
            2014.
Hidayatno. Akhmad, berpikir sistem; pola berpikir untuk pemahaman masalah
            yang lebih baik, Yogyakarta : Leutika Prio, 2013.
Edward. De Bono, Berpikir Lateral , Jakarta: Erlangga, 1991.
Ibod, Kitab Komik Sufi : Hikayat Nasruddin Hoja, Indonesia: Penerbit Muara,
            2015.
Winardi, Teori Sistem dan Analisa Sistem, Jakarta, PT. Karya Nusantara, 1980.
Voich, J., Shrode, William, A.,Organization and Management: Basic System
            Concepts, Kuala  Lumpur: Irwin Book Co., 1974.
James. G. Murdick, Roger/Joel E. Ross/ Sistem Informasi Untuk Manajemen
            Modern, R Claggett. Erlangga, 1993.
Gordon B.  Davis, Management Information System, Conceptual Foundations,
            Structure, And Development, Aukland: Mc. Graw Hill, 1974.



[1] Ibod, Kitab Komik Sufi : Hikayat Nasruddin Hoja (Indonesia: Penerbit Muara, 2015), h. 87.
[2] Akhmad Hidayatno, berpikir sistem; pola berpikir untuk pemahaman masalah yang lebih baik  (Yogyakarta : Leutika Prio, 2013), h. 16.
[3] De Bono, Edward. Berpikir Lateral (Jakarta: Erlangga, 1991), h.35.
[4] Agus Maryono, Pola Pikir Sistem (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014), h. 21.
[5] Akhmad Hidayatno, berpikir sistem, h.30.
[6] Winardi, Teori Sistem dan Analisa Sistem (Jakarta, PT. Karya Nusantara, 1980), h. 2.
             [7] Tatang M. Amirin, Pokok-Pokok Teori Sistem (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 2.2

[8] Shrode, William, A., dan Dan Voich, J., Organization and Management: Basic System Concepts (Kuala Lumpur: Irwin Book Co., 1974),  h.125.
[9] Tatang M. Amirin, Pokok-Pokok Teori Sistem, h. 25.
[10] G. Murdick, Roger/Joel E. Ross/James. Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern (R Claggett. Erlangga, 1993) h. 408.
[11] Davis, Gordon B. Management Information System, Conceptual Foundations, Structure, And Development (Aukland: Mc. Graw Hill, 1974), h. 83.
[12] Elias M. Awad, System Analysis And Design (Homewood, Illinois, 1997), h.4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar